sumber gambar: |
1. Apa
yang dimaksud science, science education, dan the philosophy of science?
Jawab:
a. Sains
adalah sebuah usaha yang sistematis yang membangun dan mengatur pengetahuan
dalam bentuk penjelasan teruji dan prediksi tentang alam.
b. Science
education adalah bidang yang bersangkutan dengan konten berbagi ilmu
pengetahuan dan proses individual secara tradisional tidak dianggap bagian dari
komunitas ilmiah.
c. Philosophy
of science adalah cabang filsafat yang bersangkutan dengan peran teori ilmiah,
sifat metode ilmiah, dan keperluan kerja prakteknya.
2. Apa
tujuan science dan science education?
Jawab:
a. Tujuan
science: untuk menjadi pencari pola dan keterpaduan di alam
b. Tujuan
science education: menyampaikan citra dari ilmu melalui kurikulum dan
menyediakan pengalaman belajar.
3. Jelaskan
karakteristik science dan science education?
Jawab:
Karakteristik sains:
a. Memberikan
akses ilmu dari kebenaran faktual tentang dunia melalui observasi obyektif.
b. pengetahuan
ilmiah berasal langsung dari pengamatan fenomena.
c. Uji
rasional ilmu proposisinya melalui prosedur eksperimental obyektif dan dapat
diandalkan.
d. Ilmu
adalah kegiatan yang netral tidak dicemari oleh faktor sosio-historis dan
ekonomi, menghasilkan pengetahuan yang bebas dan bernilai.
Karakteristik science education:
a. Memperhatikan
pengetahuan ilmiah (fakta tertentu, prinsip-prinsip dan teori-teori yang layak
diketahui).
b. Kepedulian
terhadap proses dan metode ilmu (penalaran dan menyelidiki).
c. Pengalaman
langsung aktivitas ilmiah.
d. Memberi
apresiasi dari hubungan yang kompleks antara ilmu dan masyarakat serta
pembinaan sikap positif terhadap ilmu pengetahuan.
4. Jelaskan
hal-hal yang menjadi perhatian utama dalam the philosophy of science?
Jawab:
Filsafat sains
bersangkutan dengan empat pertanyaan dasar yaitu karakteristik apa yang
membedakan penyelidikan ilmiah dari beberapa jenis investigasi lainnya,
prosedur apa yang harus ilmuan ikuti ketika menyelidiki alam, kondisi seperti
apa yang harus terpenuhi pada penjelasan ilmiah untuk menjadi benar, dan
bagaimana status kognitif dari hukum-hukum ilmiah dan prinsip-prinsipnya.
Terdapat beberapa poin
yang dicantumkan penulis artikel yang relevan dengan kurikulum sains disekolah
(berdasarkan tabel 1) yaitu:
a. Pengamatan
tergantung pada persepsi memadai kita oleh sebab itu tidak dapat diandalkan dan
bisa salah.
b. Pengamatan
tergantung teori dan teori sering (meskipun tidak selalu) mendahului observasi.
c. pengamatan
tidak langsung tergantung pada teori tambahan instrumentasi.
d. Observasi
dan teori memiliki status yang logis yang berbeda.
e. Konsep
dan teori yang dihasilkan oleh tindakan kreatif dari abstraksi dan penemuan.
f. Teori
sering dibenarkan oleh bukti eksperimental, tetapi teori untuk diterima sebagai
ilmu harus ada (dibayangkan) bukti atau pertentangannya.
g. konsep-konsep
ilmiah, memiliki arti dalam peran mereka bermain dalam struktur teoritis, bukan
dari pada definisi leksikal formal.
h. pengetahuan
ilmiah dan teori-teori ilmiah mungkin memiliki status hanya sementara. Konsep
dan teori berubah dan berkembang; beberapa menghilang.
i. Induksi
tidak memadai sebagai deskripsi metode ilmiah.
5. Apa
peran teori dalam perkembangan ilmu?
Jawab:
Teori-teori yang
dimodifikasi atau diganti, dan proses ilmiah terus ke arah yang lebih akurat
dan menyeluruh. Teori memiliki tiga peran untuk bermain dalam kelanjutan
pengetahuan: Mereka menjelaskan apa yang sudah diketahui; mereka memprediksi
apa yang akan terjadi dalam situasi yang tidak diketahui, dan mereka
menghasilkan penemuan situasi baru.
6. Bagaimana
science ditemukan dan dikomunikasikan?
Jawab:
Proses penemuan sains dan komunikasinya
terdiri atas 3 fase yaitu:
a. Fase
kreatif individu, memulai dari pengetahuan saat ini yang diterima oleh
masyarakat.
b. Fase
eksperimen, menggunakan prosedur yang diterima dan disahkan oleh masyarakat.
c. Fase
rekaman dan pelaporan, mengadopsi bahasa dan format-format yang disetujui oleh
masyarakat.